CERITA DESA BONGANCINA
17 Januari 2019 11:56:46 WITA
Nini Jro Padma
Usianya yang sekitar 90 tahun membuat Nini Jro Padma sempat merasakan zaman penjajahan di Bali. Mulai dari jaman penjajahan Belanda, Jepang, lalu Indonesia merdeka, hingga masa-masa Belanda kembali datang sesaat. Saat masa-masa sulit itu Ketut Nigug (nama gadis dan nama asli Nini) masih tinggal di Bangli.
"Semua hasil bumi diambil, tidak ada dagang. Waktu itu penutup tubuh dibuat dari sabut kelapa dan serat batang pisang", Nini mengenang masa-masa gadisnya di era penjajahan.
Ia pindah ke Bongancina bersama suaminya pada tahun 1956. Hingga tahun 1965, Ibu Jro Padma memiliki lima orang anak. Kelima anaknya saat ini tinggal tersebar--di Bongancina, Singaraja, Gianyar, Surabaya, dan Probolinggo. Cucu-cucunya lebih tersebar lagi, hingga ke Tokyo dan Swedia.
Kemapanan hidup anak dan cucunya membuat rumah tinggal Nini saat ini sangat kekinian, mengikuti trend rumah Bali modern, dengan tembok bata dan lantai keramik yang dingin. Namun, Nini Jro Padma lebih memilih tinggal di ruang tinggalnya sendiri--lantai semen kasar bercampur tanah yang memberinya kehangatan. Lebih cocok untuk usia senjanya yang tinggal di desa berketinggian 700 mdpl ini.
#ceritadesa
Dokumen Lampiran : CERITA DESA BONGANCINA
Komentar atas CERITA DESA BONGANCINA
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |